First: Become an OFFICER, And Then: Become a MANAGER, But the Last: Become ... an ADMINISTRATOR
No One Live Forever

Senin, Mei 26, 2014

Fight of the Robots




Pertarungan habis2an antara robot Terminator, Robocop dan Kamen Raider G-4.   Diambil dari koleksi pribadi yang sudah sedikit 'rusak, terutama di bagian kaki sehingga sulit untuk didisplay dalam keadaan normal (berdiri maksudnya).

Selasa, Mei 22, 2012

Menyambut UN Peacekeepers Day: "Sekelumit Pengalaman Pribadi di UNMIS"


KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN
DI DILLING TEAM SITE, UNMIS (SUDAN)


Dilling, Sektor IV Kadugli, UNMIS Sudan, November 2009.   Setelah kurang lebih satu bulan di Sudan dan selesai mengikuti induction training di UNMIS HQ Khartoum, maka saya mulai aktif beroperasi di Team Site Dilling di Sektor IV Kadugli, sekitar 900 Km arah selatan Khartoum (Ibu Kota Sudan), dan merupakan salah satu daerah yang bisa dijangkau dari Khartoum dengan kendaraan umum seperti bus-bus besar antar kota karena dilalui oleh satu-satunya jalan utama antar kota yang cukup bagus (untuk ukuran Sudan) yang berakhir di kota Kadugli sebagai ibukota sektor IV UNMIS sedangkan Kota Dilling sendiri sekitar 100 Km sebelum Kadugli.   Situasi keamanan saat itu secara umum kondusif dan terkendali karena yang pertama mengingat kedua faksi militer yang bertikai (SAF - Sudan Arm Forces dan SPLA - Sudan People Liberation Army) sama-sama berupaya menjaga kondisi kemanan stabil dan terkendali menjelang Pemilu 2010 dan terealisasinya jejak pendapat 2011 yang akan menentukan nasib wilayah Sudan Selatan yang dikuasai SPLA, yang kedua karena di kota Dilling ini hanya ada satu faksi yang secara umum memegang kendali yaitu dari SAF, sedangkan SPLA hanya eksis di satuan JIU (Joint Integrated Unit, sebagai cikal bakal tentara nasional Sudan jika hasil referendum memutuskan Utara dan Selatan tetap bersatu) yang berkekuatan setingkat 1 (satu) batalion gabungan antara SAF dan SPLA, sehingga hal ini turut membantu terjaganya situasi dan kondisi keamanan di Dilling dan sekitarnya.   Seperti biasa, untuk personel baru, diberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan orientasi dan beradaptasi / menyesuaikan  diri dengan lingkungan dan pekerjaan selama kurang lebih satu minggu dengan dibimbing oleh rekan-rekan sesama Milobs yang sudah terlebih dahulu aktif di Team Site.   Kebersamaan sebagai sesama Military Observer yang bertugas di daerah operasi sangat terasa, walaupun kami datang dari berbagai bangsa dan negara namun rasa persahabatan yang hangat dan erat langsung terasa sejak pertama menginjakkan kaki di Team Site.   Perbedaan budaya dan adat istiadat tidak menjadi penghalang bagi terjalinnya hubungan persahabatan yang baik, bahkan justru bisa menjadi modal untuk lebih mempererat hubungan dengan sharing, saling mempelajari tradisi dan budaya satu sama lain, sehingga pada masa-masa awal kedatangan setiap Milob baru diminta menyampaikan paparan singkat tentang apa dan bagaimana negara asalnya (country presentation).   Jumlah Milobs sendiri saat itu di Team Site ini sebanyak 15 orang yang datang dari Fiji, Indonesia, Kenya, Mesir, Pakistan, Peru, Swedia, Yaman dan Zimbabwe dengan 1 (satu) kompi TCC yang berasal dari Mesir dan 1 (satu) regu prajurit Senkom dari India.
Patroli pertama.    Sebagai Milob baru maka pada tahap awal saya diikutkan dalam patroli reguler sebagai pengamat saja agar dapat mempelajari dan mengikuti apa yang harus dikerjakan selama melaksanakan patroli.   Tujuan patroli saat itu adalah sebuah desa yang terletak sekitar 20 Km Utara Dilling dengan misi VSA (Village Security Assesment) guna memperoleh informasi yang terkait dengan situasi keamanan terkini di sekitar wilayah tersebut.   Pagi itu sekitar pukul 9 waktu setempat, 18 November 2009, dipimpin oleh Team Site Leader saat itu yaitu Kapten Fijian Army, Lepani Damuni, kami berangkat ke desa Shonjokaiya menggunakan dua kendaraan patroli dengan komposisi 4 Milobs, 2 National Monitor (masing-masing dari SAF dan SPLA) serta 1 orang Language Assistan (Penerjemah).   Peran LA disini sangat penting, selain sebagai penghubung komunikasi dengan masyarakat setempat, juga sebagai penunjuk jalan yang handal karena memang mereka direkrut oleh UN dari penduduk lokal yang berpengalaman dan tahu wilayah tersebut, sehingga oleh para Milobs mereka disebut sebagai “living GPS” karena kemampuan mereka tersebut.   Kami tiba di desa tersebut sekitar 15 menit kemudian dan kami menuju ke kediaman kepala desa yang kebetulan saat itu tidak berada di tempat karena sedang ke ladang dan kami diterima oleh anak beliau yang kemudian meminta kami menunggu sementara dia memanggil orang tuanya.   Kami pun menunggu sekitar 10 menit sampai sang Kepala Desa datang dan menyambut kami dengan penuh keramahan di “balai desa” nya yang sangat sederhana dan lebih menyerupai gubuk namun terbukti cukup ampuh menahan panas dan teriknya matahari Sudan.   Sambil berbincang-bincang, kami pun disuguhkan minuman air putih (yang tidak bening) dengan cara unik yaitu dari satu teko air dan satu gelas, sehingga ditawarkan secara bergiliran karena harus bergantian, memang air bersih menjadi masalah yang umum di sana sehingga cukup sulit di peroleh.   Kemudian setelah selesai wawancara dan memperoleh informasi yang dicari, kami pun kembali disuguhkan makanan khas Sudan yang ternyata dipersiapkan selama kegiatan perbincangan kami berlangsung, yaitu bubur kental disebut aseeda yang berbahan dasar sorgum.   Lagi-lagi yang bikin terkejut adalah cara penyajian dan cara memakannya, disajikan dalam satu tempat dan dimakan bersama-sama tanpa sendok ataupun alat bantu lainnya, kebayangkan bagaimana rasanya bagi orang yang pertama kali melihat, merasakan dan melakukannya.   Rekan-rekan Milobs yang lain pun memaklumi nya karena mereka juga waktu pertama kali merasakan hal yang sama, namun kini sudah terbiasa dan bahkan bisa menikmatinya, kata mereka,yang penting adalah kita yakin dan percaya bahwa yang kita makan itu sehat dan aman maka tidak akan terjadi masalah yang berarti, jadi tidak perlu pusing memikirkan hygienis dan kebersihan, karena itu sulit ditemukan di hampir sebagian besar wilayah kota dan pedesaan Sudan, toh selama ini terbukti jarang sekali ada Milobs yang mengalami sakit perut ataupun diare selama bertugas di Sudan.   Bahkan setelah sekian lama tinggal di Dilling, semua rumah makan di sana tidak ada yang menyediakan sendok, garpu ataupun alat bantu makan lainnya, jadi semuanya memakai tangan langsung.   Memang kita disediakan tempat untuk mencuci tangan lengkap dengan sabun nya, namun jangan sekali-kali melihat bagaimana air di dalam wadah tempat cuci tangan tersebut, karena bisa-bisa kita malah tidak jadi mencuci tangan kita.   Menikmati makanan bersama saat melaksanakan patroli sudah menjadi hal yang lumrah dan menjadi kebiasaan yang baik antara sesama Milobs karena terbukti dapat saling mendekatkan diri satu dengan lain dan menumbuhkan kebersamaan, bahkan bila memang harus makan di ‘warung sekalipun kita terbiasa patungan untuk membayar makanan tersebut dan menikmatinya bersama-sama dalam satu wadah dan (lagi-lagi) dengan tangan tentunya.
Patroli berdurasi lama pertama.     AOR (Area Of Responsibility) Dilling Team Site sebenarnya tidak terlalu luas bila dibandinglan dengan Team Site di sektor-sektor lain, dan hampir semua bisa dijangkau dengan perjalanan darat bila di musim kemarau dimana jalan alami yang ada masih bisa dilalui kendaraan roda empat, sehingga untuk tujuan patroli dengan obyek terjauh pun bisa dilaksanakan dalam satu hari saja pulang pergi dengan asumsi tidak ada kendala teknis maupun non-teknis selama perjalanan.   Jadi untuk kegiatan patroli jarak jauh (Long Range Patrol) dilaksanakan satu hari penuh tanpa bermalam, bandingkan dengan Team Site Yambio di Sektor I yang harus bermalam dan melaksanakan patroli jarak jauh selama 3 – 5 hari untuk mencapai sasaran terjauh dalam AOR nya.   Namun pada awal tahun 2010, Sektor IV mengeluarkan kebijakan agar setiap Team Site melakukan Patroli Jarak Jauh selama minimal 3 hari tanpa kembali lebih dulu ke Team Site (dengan kata lain harus bermalam), sehingga Dilling Team Site harus mengkombinasikan beberapa patroli jarak jauh dengan sasaran-sasaran yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan dalam waktu 3 hari terus-menerus.   Untuk menyesuaikan perubahan kebijakan patroli agar dapat mengakomodir permasalahan seperti yang dialami Dilling Team Site, maka dikemudian hari Sektor HQ menambah klasifikasi patroli dari yang awalnya hanya berdasarkan jarak (Range) menjadi ditambah berdasarkan lamanya (Duration), sehingga Long Range Patrol (LRP) dapat menjadi Long Duration Patrol (LDP) bila dilihat dari hari pelaksanaannya.    Patroli berdurasi 3 hari 2 malam yang pertama yang dilaksanakan oleh Dilling Team Site adalah pada bulan Februari 2010, dengan menggabungkan / mengkombinasikan beberapa patroli menjadi satu dengan beberapa sasaran yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dicapai dalam satu rangkaian perjalanan, yaitu Al Guinai, Umm Barambita, Delami, Kurtala hingga Habila, dengan total jarak yang ditempuh sekitar 252 Km, dan melaksanakan beberapa macam misi mulai Monitoring and Verification (M&V), Military Inspection (MI) ke beberapa unit satuan militer dari SAF dan JIU, VSA ke beberapa desa setempat, hingga Road Recce dan Security Assessment sepanjang rute yang dilalui.   Patroli nya sendiri dimulai pada tanggal 16 Februari 2012 dan berangkat dari Team Site sekitar pukul 09.00, beranggotakan 4 Milobs (termasuk saya), 2 National Monitor dari SAF dan SPLA, seorang LA, serta 7 personel TCC untuk pengawalan, sedangkan susunan kendaraan terdiri dari 2 mobil patroli Milobs, 1 kendaraan kawal serta 1 truk kecil TCC untuk logistik.   Kalau untuk tugas-tugas patroli kita sebelum berangkat sudah membagi tugas secara merata untuk semua Milobs yang ikut dan sudah merupakan tugas rutin yang biasa dilakukan sehingga tidak akan menemui kendala yang berarti di lapangan, namun yang menjadi pengalaman tersendiri yang menarik adalah suasana perjalanan dan kebersamaan antara sesama rekan yang sangat terasa dan hangat karena ini merupakan kegiatan Long Duration yang pertama bagi semua Milobs di Dilling TS.   Rute perjalanan yang cukup jauh dan berat menjadi tidak terasa dan terbayar dengan pengalaman berharga yang diperoleh serta kebersamaan yang terjalin sepanjang perjalanan, waktu istirahat pun dimanfaatkan sebaik mungkin untuk saling bertukar pengalaman dan berbagi cerita sambil menikmati makanan sekedarnya, terimakasih untuk TCC yang dengan senang hati berbagi makanan ransum yang sebenarnya menjadi bekal mereka dan ini merupakan salah satu bentuk kebersamaan.  
 Tempat istirahat yang ada pun seolah berubah menjadi tempat piknik atau wisata yang menyenangkan, seperti terlihat dalam foto dimana salah satu lokasinya sebenarnya adalah sebuah sungai hujan yang sedang kering karena musim kemarau namun menjelma menjadi tempat istirahat yang teduh dan nyaman terlindung dari teriknya matahari Sudan.   Tempat bermalam kami pun lumayan baik dan layak karena didukung sepenuhnya oleh pemerintah daerah setempat dengan memanfaatkan fasilitas pribadi maupun publik yang ada seperti rumah kosong milik kepala desa setempat saat bermalam di Umm Barambita dan di halaman rumah salah satu mantan Perwira SAF yang cukup luas saat bermalam di Delami.    Patroli berjalan dengan lancar sampai dengan hari terakhir pada tanggal 18 Februari 2010, dan kami tiba kembali di Dilling TS sekitar pukul 4 sore waktu setempat. 

Kamis, Mei 10, 2012

LOMBA PENULISAN ARTIKEL PEACEKEEPER UNTUK PERDAMAIAN DUNIA


Dalam rangka memperingati International Day of United Nations Peacekeepers setiap tanggal 29 Mei yaitu hari untuk menghormati para Peacekeepers (penjaga perdamaian PBByang telah gugur dalam menegakkan perdamaian dunia, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Mabes TNI mengajak para penulis untuk  mengikuti lomba penulisan artikel dengan tema “ Kiprah Peacekeeper TNI untuk Perdamaian Dunia”
Melalui kompetisi penulisan artikel ini panitia berharap akan banyak masyarakat Indonesia khususnya generasi muda yang termotivasi dan terinspirasi memberikan solusi terhadap penanganan permasalahan perdamaian dunia




 Ketentuan Lomba :
1.   Peserta terbuka untuk umum.
2.   Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu tulisan.
3.   Artikel yang akan dilombakan belum pernah dipublikasikannya sebelumnya.
4.   Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia / Inggris.
5.   Panjang artikel tidak dibatasi.
6.   Peserta tidak dikenakan biaya pendaftaran, ditutup sampai tanggal 14 Mei 2012.
7.   Artikel yang dinilai adalah artikel yang dipublikasikan di media cetak oleh penulis antara tanggal 1 s.d. 25 Mei 2012. Selanjutnya penulis menginformasikan kepada panitia tentang pemuatan tulisan : nama media cetak, tanggal dan halaman.
8.  Tim penilai artikel ini terdiri dari kalangan praktisi dan akademisi yang berkompeten dibidangnya.  Dari seluruh artikel yang diterima akan diseleksi dan dicari 3 pemenang yang akan diundang dalam peringatan hari peacekeepers day pada tanggal 29 Mei 2012 di PMPP TNI Sentul.
9.   Keputusan panitia dan hasil penilaian tulisan terbaik yang diumumkan tidak dapat diganggu gugat.
10.  Peserta mendaftar  ke :
PMPP TNI Cilangkap, contact  person Mayor Inf Freddino Silalahi
Telp : (021) 84595997; Fax : (021) 8455266; Hp : +6281396819475
email : ditrenops_pmpptni@yahoo.co.id
11.  Pengiriman artikel diterima Panitia paling lambat  tanggal 19Mei 2012.
Hadiah:
Tiga artikel terbaik sebagai pemenang I, II, dan III akan diberikan Piagam Penghargaan dan Uang Pembinaan.
1.    Juara Pertama      :  Rp 8.000.000,00
2.    Juara Kedua         :  Rp 6.000.000,00
3.    Juara Ketiga          :  Rp.4.000.000,00
Para Pemenang akan dihubungi panitia melalui telepon dan email.

-fby-